Profil Blogger

Achmad Irfan Setiawan

Achmad Irfan Setiawan, nama yang sudah lama dipakainya seolah menjadi tato permanent dalam kehidupannya sehari-hari. tepatnya pukul 11.00 WIT (Waktu Indonesia Tenjo) tanggal satu September seribu sembilan ratus sembilan puluh satu, Ia (Irfan, red.) terlahir dari seorang rahim ibu yang bernama Mumun, sekarang beliau (Mumun, red) sehari-hari bekerja sebagai seorang guru SD Negeri di dekat rumahnya. Ibunda yang tak pernah lelah ini selalu mengajar dan membimbing disamping kesibukannya sebagai seorang guru. Uyo Sumardi, nama seorang ayah yang selalu memberi inspirasi baginya dan memotivasi agar selalu optimis dalam galauunya kehidupan yang tak menentu. Beliau bekerja sebagai seorang penghulu di KUA Kec. Parung Panjang. Sekarang ia (Irfan, red) berteduh di bawah atap kokoh tepatnya di Jl. Stasiun KA. Tenjo, Rt. 06/01 Desa Tenjo Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor Jawa Barat. Kehadiran seorang wanita manjadikan kehidupannya semakin indah walau tantangan sering datang menghadang. Maulida Putri Ahdaini, dialah orang yang selalu memberi dukungan dan motivasi untuk tetap tegar dalam menghadapi masalah-masalah yang lalu-lalang datang dan pergi.

Kesehariannya masih disibukkan dengan perkuliahan yang agak padat di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelum masuk ke dalam jenjang yang lebih tinggi, Ia menimba ilmu di Pondok Pesantren La Tansa di daerah Cipanas (sekarang, Lebakgedong), Lebak, Banten. 6 tahun ia menggeluti ilmu agama tapi tak pernah menyurutkan hatinya dalam berbagai kesenian-kesenian dan Pramuka. Kesenian dan Pramuka seolah menjadi pelipur lara hati yang membuanya terdorong untuk bisa menjadi orang inspiratif, inovatif dan kreatif. Kesuksesan yang Ia dapatkan sekarang ini tak luput dari bimbingan dan didikan guru-guru SD tercinta yang telah mengajarkan dari tak tahu menjadi tahu. SDN Tenjo 02 menjadi awal kisah pendidikannya karena masih belum adanya TK ataupun RA se-tingkat di daerah tersebut. Tak memerlukan perjuangan yang keras untuk berangkat pulang ke sekolahnya tersebut karena jaraknya hanya sekitar 3 meter dari rumahnya.

“beramallah untuk akhiratmu seolah kau akan mati besok, dan bekerjalah untuk duniamu seolah kau akan hidup selamanya”